Jumat, Desember 18, 2009

Cat Ramah Lingkungan


WATERBORNE


Cat konvensional, khususnya untuk kepentingan perwarnaan kendaraan bermotor, terbukti banyak mengandung senyawa berbahaya karena selalu menguapkan banyak bahan pengurai yang merusak lingkungan. Karena itulah, teknologi di bidang ini terus dikembangkan demi terciptanya produk ramah lingkungan dengan kualitas yang tak kalah dengan cat konvensional.
Dan, belakangan teknologi menyangkut cat berkembang amat pesat. Malahan yang terkini muncul, cat dengan ramuan teknologi waterborne. Produk yini lebih banyak mengandung unsur air -- termasuk bagi keperluan pengencerannya -- ketimbang senyawa beracun seperti di antaranya thinner yang memang amat mengganggu lingkungan.
Secara awam teknologi waterborne dapat digambarkan sebagai proses yang sederhana, yakni air dapat mengantikan cairan thinner, mulai untuk kepentingan pencampuran, pengecatan, hingga penguapan. Ini sangat menguntungkan karena zat yang dikandung dalam thinner berupa senyawa perusak lingkungan.
Namun, ini tak berarti waterborne sama sekali tidak menggunakan thinner dalam seluruh proses produksinya. Karena, bagaimanapun zat pengurai yang diperlukan dari cairan thinner tetap ada. Hanya konsentrasi dan jumlahnya yang amat berkurang dibanding pemakaian thinner pada produk cat konvensional.
Dengan begitu, kombinasi antara cat yang mengandung air dengan sistem solid tinggi -- campuran dari sejumlah senyawa kimia yang terkandung dalam cat -- dapat mengurangi jumlah pelarut beracun yang digunakannya. Sistem baru yang amat ramah lingkungan ini mencakup pula pada proses coating, base caot, dan juga clear coat.
Bagai mata pisau bersisi dua menggunakan air sebagai cleaner tersebut memiliki dua fungsi. Pada satu sisi memang lebih baik dibanding menggunakan pengurai organik, tetapi sisi lainnya adalah kenyataan bahwa sifat air yang mudah membeku membuat proses penguapannya lebih lambat.
Karenanya produk cat yang lebih banyak mengandung air ini harus dipanaskan dalam temperatur antara 5 sampai 30 derajat Celsius. Bahkan dinyatakan pula untuk hasil lebih baik diperlukan proses pemanasan hingga suhu 20 derajat Celsius. Prosesnya sedikit lebih rumit dibanding pemakaian cat konvensional.
Tetapi karena kini telah banyak dikembangkan sistem pengecatan dengan metoda oven, kendala ini dapat dieliminir. Misalnya, melakukan pencampuran cat di dalam oven secara seksama sebelum melakukan pengecatan. Selain itu dapat pula digunakan metoda inframerah, sehingga cat yang dilarutkan dengan air tersebut dapat dipastikan akan mudah kering.
Cat produk tersebut benar-benar diformulasikan sehingga amat berteman dengan air. Karena itu proses pengikat pigmen, salah satu contohnya, dapat berlangsung amat gampang. Mudahnya, proses ini dapat dibayangkan seperti pencampuran cat air untuk keperluan menggambar. Namun hasil akhirnya nyaris sama persis dengan cat minyak, yang lebih kuat melapisi logam dan mudah mengkilap.
Karena sifatnya yang mudah larut dalam air, maka zat pelarut kimiawi lainnya yang dibutuhkan dalam proses pengecatan secara keseluruhan bisa amat sedikit, yakni sekitar 10 persen dibanding penggunakan cat konvensional.
Pada proses pengecatan dasar dengan produk konvensional, bahan pelarut beracun yang diperlukan bisa mencapai 85 persen. Tetapi dengan menggunakan cat jenis baru ini, senyawa pelaut kimia lain hanya diperlukan dalam jumlah 10 persen. Sampai di sini, semangat menggurangi penggunakan thinner menjadi prestasi.
Keuntungan penggunaan cat jenis ini bukan hanya mengurangi senyawa kimia perusak lingkungan dalam proses refinishing semata. Melainkan lebih kepada keseimbangan sistem ekologi dan ekonomis. Selain dipastikan bahwa material baru ini akan bisa digunakan setiap hari. Dari segi ekonomis pun ternyata dapat sangat mengurangi investasi peralatan baru karena material yang digunakan lebih sedikit ketimbang material cat konvensional.
Pabrikan otomotif Audi AG di Jerman, telah pula membuat penelitian untuk menyempurnakan temuan ini. Pengembangan tersebut mencakup proses pelarutan air yang langsung tercampur dalam sirkulasi pada wadah khusus ketika disemprotkan. Ini termasuk telah pula menggunakan sistem saringan ultra terbaru.
Prosesnya, air dari tempat pengecatan dikumpulkan dalam tangki 250.000 liter sebelum dibersihkan dari polutan dan zat kimia beracun lainnya. Dan, setelah itu air didaur ulang ke dalam sirkuit pengecatan. Dengan kata lain, sirkuit air ini mengisi sendiri kebutuhan airnya. Artinya dalam keseluruhan proses pengecatan tak saja dijamin ramah lingkungan, tapi juga amat ekonomis karena airnyapun dapat didaur ulang penggunaannya.
Proses tersebut ternyata dapat mengurangi lebh dari 70 persen energi untuk keperluan pengecatan seluruh bodi mobil dalam serangkaian produksi dalam pabrik. Itu berarti akan menghemat sedikitnya 2.900 ton minyak untuk keperluan pemanasan dalam proses pengecatan di pabrik Audi AG per tahunnya.
Membahas teknologi cat baru ini tentu harus dikaitkan dengan proses pengecatan kendaraan bermotor dalam sebuah pabrik. Hasilnya, kemajuan bagi pelesatarian lingkungan dan upaya menekan ongkos produksi dapat diperoleh dengan menggunakan produk ini. Sementara untuk kepentingan usaha jasa pengecatan, belum diperoleh informasi sejauh mana tingkat efisiensinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar